Showing posts with label Esai/Opini. Show all posts
Showing posts with label Esai/Opini. Show all posts

Saturday, May 8, 2021

Akal-Akalan Mudik


Lebaran tahun 2021 atau 1442 H pemerintah menetapkan larangan mudik bagi masyarakat.  Pemerintah memiliki  alasan untuk melindungi warganegaranya dari wabah Pandemi Covid-19 semakin meluas. Kekhawatiran pemerintah cukup beralasan dengan belajar dari India yang mengalami tsunami Covid-19. Di negara tersebut setiap 4 menit terjadi korban keganasan wabah itu. Konon kabarnya kita diminta waspada virus Covid-19 yang bermutasi Corona B117 atau varian yang menyerang India, Inggris, Afrika Selatan sudah masuk ke wilayah RI.

Dalam mengantisipasi larangan mudik tersebut pemerintah tegas dan ketat untuk menutup akses mudik. Penutupan akses mudik mencakup semua akses perhubungan darat, laut, dan udara yang melayani penumpang. Semua aktivitas perhubungan yang mengangkut penumpang antar pulau, antar kota antar propinsi, antar kota dalam propinsi akan ditutup dan angkutan dalam wilayah aglomerasi sangat dibatasi. Meski demikian, aturan itu tidak akan berlaku bagi beberapa kendaraan pengangkut bahan pokok dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga perputaran roda ekonomi. 

Saturday, April 10, 2021

Secerca Manajemen SDM di Tempat Kerja


         Saya mulai bekerja di SMPN 1 Cibitung Kabupaten Bekasi sejak tahun 1999. Sekolah ini USB dari SMPN 2 Cikarang Barat yang lokasinya di desa yang berbatasan dengan Kecamatan Sukatani. Lingkungan sekolah di tengah daerah pertanian yang masih pedesaan.  Kami diberikan mandat melalui SK CPNS di sekolah baru ini berjumlah 12 personil yang terdiri dari 10 guru dan 2 orang Staf Tata Usaha. Sebagai sekolah baru pimpinan dipegang oleh Pelaksana Tugas Harian (PLH) berdasarkan SK Kepala Sekolah Induk. Ketika baru ditempatkan peserta didik sudah ada 10 rombel yaitu Kelas III SMP ada 2 kelas, Kelas I, II SMP masing-masing 3 kelas. Dua tahun sekolah ini menumpang di SDN terdekat sebelum mendapatkan gedung baru.
        Kami sebagai CPNS yang berjumlah 12 orang merupakan hasil rekrutmen PNS yang dilakukan pemerintah pusat Oktober 1998. Sementara 2 tahun sebelum adanya penempatan tenaga PNS, peserta didik diajarkan guru dari sekolah induk. Bahkan ada tenaga honorer dari guru SD yang terdekat sebagai rintisan sekolah negeri. Setelah turun SK penegerian SMPN 1 Cibitung, barulah ditempatkan guru dan tenaga kependidikan hasil rekrutmen PNS sekaligus resmi ditempatkan Kepala Sekolah.

Tuesday, March 30, 2021

Harapan Besar Terhadap Vaksin

 

         Awal bulan Maret Vaksin ke-2 sudah dimulai dan ditargetkan berakhir Mei 2021. Vaksin kedua diprioritaskan untuk pekerja publik. Dari sekian pekerja publik salah satunya guru. Dari vaksin ini guru berharap dapat kembali mengajar untuk melayani siswa-siswanya belajar. Kegiatan belajar mengajar sebagai perwujudan pelayanan jasa dari guru ke murid dalam interaksi pembelajaran.

          Setelah tiga semester dengan belajar online atau PJJ semakin lekatnya kerinduan untuk tatap muka langsung dengan siswa-siswa. Kejenuhan terpancar dari raut muka ketika diadakan zoom meeting. Perilaku mereka juga mulai ada kurang kedisiplinan waktu dalam mengupulkan tugas sesuai waktu. Orang tua mereka mengeluhkan anaknya mulai ogah-ogahan untuk segera menyelesaikan pekerjaan sekolah. Kebiasaan pun berubah diantaranya kesulitan membangunkan anak tepat waktu di pagi hari, mereka lebih santai karena merasa belajar dari rumah.

Sunday, March 14, 2021

Indonesia Banget

     Sudah hal yang biasa ketika kita menawarkan buku kepada teman sering banyak pertimbangan. Pertanyaan yang paling awal pasti menanyakan harganya. Jarang yang tanpa berpikir panjang mengatakan langsung saya beli. Apalagi kalau bukunya karya kita yang merupakan penulis sedang belajar, jauh dari terkenal.  Masih ada beberapa teman yang disuguhkan tawaran buku karya kita berusaha buka, mengamati, bila cocok dengan genre tulisannya mereka mencoba beli. Namun kebanyakan tidak tertarik dengan buku, apalagi di mbah google kita dapat mencari sesuatu yang kita ingin tahu, katanya.
     Itulah masyarakat kita, Indonesia banget. Murah adalah tumpuan kita saat berbelanja. Begitu pula terhadap buku sebagai karya kita dalam menulis. Karakter masyarakat kita ini sebagai kerikil kecil yang dapat menganjal jalan kita dalam menulis. Tapi kerikil ini tak usah kau pikirkan, tinggal singkirkan dengan kakimu, atau ambil buang saja. Ambil sebagai kritik yang membangun untuk perbaikan tulisan kita, itulah kerikil yang menjadi perhatian kita. 

Thursday, March 11, 2021

Masih Beruntung

                                                                 Masih Beruntung

            Ternyata Bulan Maret ini mengingatkan pada setahun yang lalu pemerintah menetapkan perang terhadap adanya pandemi Covid 19. Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Setelah setahun Update Corona di Indonesia 8 Maret 2021: Bertambah 6.894, Total Kasus Covid-19 Berjumlah 1.386.556. Sementara, jumlah yang meninggal dunia menjadi 37.547 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 281 orang.

            Masih beruntung dalam kehidupan sekarang pelayanan kesehatan telah mudah dan menyebar ke seluruh pelosok terutama di pulau Jawa. Sampai setingkat kecamatan telah memiliki Puskesmas dengan beberapa cabang pembantu. Puskesmas utama di Kecamatan telah memiliki unit rawat inap. Walaupun di dalam penanganan Covid-19 umumnya ditangani rumah sakit umum yang merupakan milik pemerintah daerah kabupaten/kota. Namun gugus tugas Covid-19 yang berada di setingkat desa tetap berkoordinasi dengan Puskesmas  setempat yang terdekat.

Kehilangan

                                                                    Kehilangan

 

           Pagi hari ini saya sudah melangkahkan kaki setelah turun dari roda empat di Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Jakarta. Kuamati bangunan sejauh mata memandang sangat jauh berbeda 28 tahun yang lalu. Anganku mengingat tahun 1993 ketika aku tinggal di situ dua tahunan. Waktu itu aku setiap tengah malam antara jam 11 – 12 aku pulang kerja.  Turun dari angkot yang melalui pinggir kalimalang, aku jalan sendirian menyusuri jalan perumahan Pemda DKI dilanjut melewati pekarangan luas dengan pepohonan rambutan, kecapi, dan pisang dengan ditumbuhi tanaman semak belukar. Kini pekarangan tanah merah berdiri rumah yang gedongan diselingi rumah penduduk nan rapat.

Waktu itu saya kesulitan tempat tinggal. Aku sedang kuliah tetapi harus sambil bekerja. Aku termasuk keluarga yang ekonomi minus tapi ingin kuliah. Paman dari pihak bapakku ini yang perhatian menawarkan tinggal bersama keluarganya. Aku memang sangat butuh tempat berteduh untuk istirahat malam. Kalau aku kos atau kontrak secara ekonomis belum mampu. Hingga tawaran pamanku aku terima. Sampai siang kuliah dilanjut sore sampai malam bekerja part time di restauran.

Wednesday, March 3, 2021

Kepuasan Tersendiri

Tinggal di perkotaan lahan menjadi sesuatu yang berharga. Sisa tanah dari kavling tempat tinggalku yang tak luas menjadi lahan yang dimanfaatkan. Separuh dari tanah yang digunakan bangunan rumahku digunakan sebagai lahan terbuka. Tigaperempat lahan terbuka tersebut sebagai halaman depan dan samping, sisanya halaman belakang. Setelah delapan tahun menempati kavling tersebut tampak sangat rindang dibandingkan tetangga-tetanggaku. Hingga dapat dijadikan ancer-ancer saat tamu mencari rumahku.