Tuesday, March 30, 2021

Harapan Besar Terhadap Vaksin

 

         Awal bulan Maret Vaksin ke-2 sudah dimulai dan ditargetkan berakhir Mei 2021. Vaksin kedua diprioritaskan untuk pekerja publik. Dari sekian pekerja publik salah satunya guru. Dari vaksin ini guru berharap dapat kembali mengajar untuk melayani siswa-siswanya belajar. Kegiatan belajar mengajar sebagai perwujudan pelayanan jasa dari guru ke murid dalam interaksi pembelajaran.

          Setelah tiga semester dengan belajar online atau PJJ semakin lekatnya kerinduan untuk tatap muka langsung dengan siswa-siswa. Kejenuhan terpancar dari raut muka ketika diadakan zoom meeting. Perilaku mereka juga mulai ada kurang kedisiplinan waktu dalam mengupulkan tugas sesuai waktu. Orang tua mereka mengeluhkan anaknya mulai ogah-ogahan untuk segera menyelesaikan pekerjaan sekolah. Kebiasaan pun berubah diantaranya kesulitan membangunkan anak tepat waktu di pagi hari, mereka lebih santai karena merasa belajar dari rumah.

        Pada sasaran kedua vaksin Covid 19 yang salah satunya kepada guru mulai dilaksanakan awal Maret 2021.  Vaksin yang akan diberikan kepada guru masih termasuk vaksin Sinovac buatan Cina. Sebetulnya vaksin Covid 19 yang direkomendasikan Menteri Kesehatan dan diperbolehkan di Indonesia selain Sinovac ada vaksin Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, dan vaksin yang diproduksi PT. Bio Farma. Pada tahap 1 dan tahap 2 dengan sasaran yang telah ditetapkan pemerintah masih menggunakan vaksin Sinovac yang telah siap.

           Vaksin Covid 19 Sinovac yang berasal dari Cina ini telah dilakukan uji klinis dan dipakai 4 negara. Selain Cina yang telah memakai Agustus 2020, juga Brazil November 2020, Turki Desember 2020, dan Indonesia awal tahun 2021. Menurut informasi yang dilansir di media sosial efikasi vaksin ini di Indonesia 65,3 persen lebih rendah dibandingkan dengan di Turki mencapai 91 persen dan di Brazil mencapai 78 persen. Semuanya masih di atas yang ditetapkan WHO harus di atas 50 persen vaksin itu bisa digunakan.

        Dengan mengesampingkan informasi di atas, pemerintah sudah dengan segala daya upaya dan berbagai pertimbangan memberikan vaksin tahap kedua salah satunya kepada pendidik. Pemerintah juga menggandeng BPOM yang juga dengan kehati-hatian telah memberikan sertifikat halal dari MUI. Sebagai pendidik juga mengesampingkan berita hoax yang cukup santer mengenai vaksin Covid 19. Karena penulis yakin pemerintah tidak gegabah dan telah dikaji dan diuji dengan seksama oleh ahlinya. Pada dasarnya sebagai guru yang melayani publik mendapat vaksin untuk jaminan aman kelanjutan ke depan dalam bekerja.

          Puji syukur pada 25 Maret 2021 penulis telah mendapatkan vaksin Covid 19 dosis pertama. Ketika divaksin guru diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dirinya. Bila tensi darah tinggi, minum obat rutin seperti TBC, Asma dan memiliki diabet tidak bisa divaksin. Bagi yang sudah pernah terkena Covid 19 harus tunggu tiga bulan juga yang pernah batuk pilek dengan tidak bisa mencium bau dan lidah tak bisa merasa. Tetapi bila batuk dan pileknya biasa bisa divaksin karena penulis saat itu belum lama sembuh dari batuk (selama 4 hari) yaitu dua hari sebelum dilakukan vaksin. Termasuk ada yang hendak nikah harus suntik TT juga tidak bisa vaksin. Ibu menyusui bisa divaksin dengan catatan memenuhi kesehatan diri yang terlepas dari catatan di atas.

                                                                                  Gb.12  Guru sedang divaksin                             Gb.13 Sertifikat bagi yang sudah divaksin

       Ketika belum pelaksanaan vaksin santer juga berita hoax akibat individu yang telah divaksin. Alhamdulillah penulis tidak merasakan efek ketika sudah divaksin dosis pertama. Tetapi petugas memberitahu setengah jam setelah divaksin duduk dan diam menunggu reaksi kemungkinan yang timbul. Dosis kedua akan dilakukan vaksin setelah 14 hari kemudian. Teman sesama guru ada yang merasakan pegal, pusing, mual, dan kaki bengkak. Penulis tidak meraskan efek tersebut tetapi dipesankan sebaiknya cukup istirahat selama 14 hari ke depan, jangan terlalu sering berpergian dan terlalu capai. Alasannya saat setelah divaksin tubuh sedang mengalami penurunan antibodi karena proses pelemahan virus untuk menangkal penyakit. Sehingga dibutuhkan cukup istirahat dan kebugaran tubuh.

        Pada dasarnya setelah divaksin terbentuk kekebalan tubuh untuk ke depannya terhadap virus Covid 19. Antibodi yang dibentuk ini menyebabkan individu akan tahan dengan datangnya virus tersebut saat ada di tubuhnya. Kalau guru sudah terbentuk imunitas terhadap Covid 19 maka akan ada aktivitas dalam tatap muka pembelajaran. Kita ketahui guru termasuk pekerja publik yang rentan menerima virus dalam tubuhnya karena berinteraksi dengan banyak orang. Atas izin Allah jika tatap muka pembelajaran kembali akan mengikis kejenuhan dalam belajar peserta didik.

        Terbiasanya tatap muka dalam persekolahan, bila terlalu lama ditiadakan atau terhenti akan menjadi penurunan kualitas hasil. Kejenuhan dan kebosanan ini yang menurunkan semangat dan minat belajar. Itulah harapan besar seorang guru, siswa, dan orang tua dari adanya vaksin semoga sekolah berjalan seperti semula. Hanya Allah yang memiliki ketentuan ke depan.

2 comments:

  1. Semoga selalu sehat pak guru. Selamat menyongsong PTM terbatas

    ReplyDelete
  2. Ya.Terima kasih semoga semua sekolah semester y.a.d juga PTM

    ReplyDelete