Awal bulan Maret Vaksin ke-2 sudah
dimulai dan ditargetkan berakhir Mei 2021. Vaksin kedua diprioritaskan untuk
pekerja publik. Dari sekian pekerja publik salah satunya guru. Dari vaksin ini guru
berharap dapat kembali mengajar untuk melayani siswa-siswanya belajar. Kegiatan
belajar mengajar sebagai perwujudan pelayanan jasa dari guru ke murid dalam
interaksi pembelajaran.
Setelah tiga semester dengan belajar online atau PJJ semakin lekatnya kerinduan untuk tatap muka langsung dengan siswa-siswa. Kejenuhan terpancar dari raut muka ketika diadakan zoom meeting. Perilaku mereka juga mulai ada kurang kedisiplinan waktu dalam mengupulkan tugas sesuai waktu. Orang tua mereka mengeluhkan anaknya mulai ogah-ogahan untuk segera menyelesaikan pekerjaan sekolah. Kebiasaan pun berubah diantaranya kesulitan membangunkan anak tepat waktu di pagi hari, mereka lebih santai karena merasa belajar dari rumah.
Pada sasaran kedua vaksin Covid 19
yang salah satunya kepada guru mulai dilaksanakan awal Maret 2021. Vaksin yang akan diberikan kepada guru masih
termasuk vaksin Sinovac buatan Cina. Sebetulnya vaksin Covid 19 yang
direkomendasikan Menteri Kesehatan
dan diperbolehkan di Indonesia selain Sinovac ada vaksin Sinopharm, Moderna, Novavax, Pfizer-BioNTech, Oxford-AstraZeneca, dan
vaksin yang diproduksi PT. Bio Farma. Pada tahap 1 dan tahap 2 dengan sasaran
yang telah ditetapkan pemerintah masih menggunakan vaksin Sinovac yang telah
siap.
Vaksin
Covid 19 Sinovac yang berasal dari Cina ini telah dilakukan uji klinis dan
dipakai 4 negara. Selain Cina yang telah memakai Agustus 2020, juga Brazil
November 2020, Turki Desember 2020, dan Indonesia awal tahun 2021. Menurut
informasi yang dilansir di media sosial efikasi vaksin ini di Indonesia 65,3
persen lebih rendah dibandingkan dengan di Turki mencapai 91 persen dan di
Brazil mencapai 78 persen. Semuanya masih di atas yang ditetapkan WHO harus di
atas 50 persen vaksin itu bisa digunakan.
Dengan
mengesampingkan informasi di atas, pemerintah sudah dengan segala daya upaya
dan berbagai pertimbangan memberikan vaksin tahap kedua salah satunya kepada
pendidik. Pemerintah juga menggandeng BPOM yang juga dengan kehati-hatian telah
memberikan sertifikat halal dari MUI. Sebagai pendidik juga mengesampingkan
berita hoax yang cukup santer mengenai vaksin Covid 19. Karena penulis yakin
pemerintah tidak gegabah dan telah dikaji dan diuji dengan seksama oleh
ahlinya. Pada dasarnya sebagai guru yang melayani publik mendapat vaksin untuk
jaminan aman kelanjutan ke depan dalam bekerja.
Puji
syukur pada 25 Maret 2021 penulis telah mendapatkan vaksin Covid 19 dosis
pertama. Ketika divaksin guru diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan
kondisi kesehatan dirinya. Bila tensi darah tinggi, minum obat rutin seperti
TBC, Asma dan memiliki diabet tidak bisa divaksin. Bagi yang sudah pernah
terkena Covid 19 harus tunggu tiga bulan juga yang pernah batuk pilek dengan
tidak bisa mencium bau dan lidah tak bisa merasa. Tetapi bila batuk dan
pileknya biasa bisa divaksin karena penulis saat itu belum lama sembuh dari
batuk (selama 4 hari) yaitu dua hari sebelum dilakukan vaksin. Termasuk ada
yang hendak nikah harus suntik TT juga tidak bisa vaksin. Ibu menyusui bisa
divaksin dengan catatan memenuhi kesehatan diri yang terlepas dari catatan di
atas.

Ketika
belum pelaksanaan vaksin santer juga berita hoax akibat individu yang telah
divaksin. Alhamdulillah penulis tidak
merasakan efek ketika sudah divaksin dosis pertama. Tetapi petugas memberitahu
setengah jam setelah divaksin duduk dan diam menunggu reaksi kemungkinan yang
timbul. Dosis kedua akan dilakukan vaksin setelah 14 hari kemudian. Teman sesama
guru ada yang merasakan pegal, pusing, mual, dan kaki bengkak. Penulis tidak
meraskan efek tersebut tetapi dipesankan sebaiknya cukup istirahat selama 14
hari ke depan, jangan terlalu sering berpergian dan terlalu capai. Alasannya
saat setelah divaksin tubuh sedang mengalami penurunan antibodi karena proses
pelemahan virus untuk menangkal penyakit. Sehingga dibutuhkan cukup istirahat
dan kebugaran tubuh.
Pada dasarnya setelah divaksin terbentuk kekebalan tubuh untuk ke depannya terhadap virus Covid 19. Antibodi yang dibentuk ini menyebabkan individu akan tahan dengan datangnya virus tersebut saat ada di tubuhnya. Kalau guru sudah terbentuk imunitas terhadap Covid 19 maka akan ada aktivitas dalam tatap muka pembelajaran. Kita ketahui guru termasuk pekerja publik yang rentan menerima virus dalam tubuhnya karena berinteraksi dengan banyak orang. Atas izin Allah jika tatap muka pembelajaran kembali akan mengikis kejenuhan dalam belajar peserta didik.
Terbiasanya tatap muka dalam persekolahan, bila terlalu lama ditiadakan atau terhenti akan menjadi penurunan kualitas hasil. Kejenuhan dan kebosanan ini yang menurunkan semangat dan minat belajar. Itulah harapan besar seorang guru, siswa, dan orang tua dari adanya vaksin semoga sekolah berjalan seperti semula. Hanya Allah yang memiliki ketentuan ke depan.
Semoga selalu sehat pak guru. Selamat menyongsong PTM terbatas
ReplyDeleteYa.Terima kasih semoga semua sekolah semester y.a.d juga PTM
ReplyDelete