Tuesday, March 30, 2021

Harapan Besar Terhadap Vaksin

 

         Awal bulan Maret Vaksin ke-2 sudah dimulai dan ditargetkan berakhir Mei 2021. Vaksin kedua diprioritaskan untuk pekerja publik. Dari sekian pekerja publik salah satunya guru. Dari vaksin ini guru berharap dapat kembali mengajar untuk melayani siswa-siswanya belajar. Kegiatan belajar mengajar sebagai perwujudan pelayanan jasa dari guru ke murid dalam interaksi pembelajaran.

          Setelah tiga semester dengan belajar online atau PJJ semakin lekatnya kerinduan untuk tatap muka langsung dengan siswa-siswa. Kejenuhan terpancar dari raut muka ketika diadakan zoom meeting. Perilaku mereka juga mulai ada kurang kedisiplinan waktu dalam mengupulkan tugas sesuai waktu. Orang tua mereka mengeluhkan anaknya mulai ogah-ogahan untuk segera menyelesaikan pekerjaan sekolah. Kebiasaan pun berubah diantaranya kesulitan membangunkan anak tepat waktu di pagi hari, mereka lebih santai karena merasa belajar dari rumah.

Sunday, March 14, 2021

Indonesia Banget

     Sudah hal yang biasa ketika kita menawarkan buku kepada teman sering banyak pertimbangan. Pertanyaan yang paling awal pasti menanyakan harganya. Jarang yang tanpa berpikir panjang mengatakan langsung saya beli. Apalagi kalau bukunya karya kita yang merupakan penulis sedang belajar, jauh dari terkenal.  Masih ada beberapa teman yang disuguhkan tawaran buku karya kita berusaha buka, mengamati, bila cocok dengan genre tulisannya mereka mencoba beli. Namun kebanyakan tidak tertarik dengan buku, apalagi di mbah google kita dapat mencari sesuatu yang kita ingin tahu, katanya.
     Itulah masyarakat kita, Indonesia banget. Murah adalah tumpuan kita saat berbelanja. Begitu pula terhadap buku sebagai karya kita dalam menulis. Karakter masyarakat kita ini sebagai kerikil kecil yang dapat menganjal jalan kita dalam menulis. Tapi kerikil ini tak usah kau pikirkan, tinggal singkirkan dengan kakimu, atau ambil buang saja. Ambil sebagai kritik yang membangun untuk perbaikan tulisan kita, itulah kerikil yang menjadi perhatian kita. 

Thursday, March 11, 2021

Masih Beruntung

                                                                 Masih Beruntung

            Ternyata Bulan Maret ini mengingatkan pada setahun yang lalu pemerintah menetapkan perang terhadap adanya pandemi Covid 19. Pada 2 Maret 2020, untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Setelah setahun Update Corona di Indonesia 8 Maret 2021: Bertambah 6.894, Total Kasus Covid-19 Berjumlah 1.386.556. Sementara, jumlah yang meninggal dunia menjadi 37.547 orang setelah ada penambahan kasus meninggal hari ini sebanyak 281 orang.

            Masih beruntung dalam kehidupan sekarang pelayanan kesehatan telah mudah dan menyebar ke seluruh pelosok terutama di pulau Jawa. Sampai setingkat kecamatan telah memiliki Puskesmas dengan beberapa cabang pembantu. Puskesmas utama di Kecamatan telah memiliki unit rawat inap. Walaupun di dalam penanganan Covid-19 umumnya ditangani rumah sakit umum yang merupakan milik pemerintah daerah kabupaten/kota. Namun gugus tugas Covid-19 yang berada di setingkat desa tetap berkoordinasi dengan Puskesmas  setempat yang terdekat.

Kehilangan

                                                                    Kehilangan

 

           Pagi hari ini saya sudah melangkahkan kaki setelah turun dari roda empat di Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Jakarta. Kuamati bangunan sejauh mata memandang sangat jauh berbeda 28 tahun yang lalu. Anganku mengingat tahun 1993 ketika aku tinggal di situ dua tahunan. Waktu itu aku setiap tengah malam antara jam 11 – 12 aku pulang kerja.  Turun dari angkot yang melalui pinggir kalimalang, aku jalan sendirian menyusuri jalan perumahan Pemda DKI dilanjut melewati pekarangan luas dengan pepohonan rambutan, kecapi, dan pisang dengan ditumbuhi tanaman semak belukar. Kini pekarangan tanah merah berdiri rumah yang gedongan diselingi rumah penduduk nan rapat.

Waktu itu saya kesulitan tempat tinggal. Aku sedang kuliah tetapi harus sambil bekerja. Aku termasuk keluarga yang ekonomi minus tapi ingin kuliah. Paman dari pihak bapakku ini yang perhatian menawarkan tinggal bersama keluarganya. Aku memang sangat butuh tempat berteduh untuk istirahat malam. Kalau aku kos atau kontrak secara ekonomis belum mampu. Hingga tawaran pamanku aku terima. Sampai siang kuliah dilanjut sore sampai malam bekerja part time di restauran.

Wednesday, March 3, 2021

Kepuasan Tersendiri

Tinggal di perkotaan lahan menjadi sesuatu yang berharga. Sisa tanah dari kavling tempat tinggalku yang tak luas menjadi lahan yang dimanfaatkan. Separuh dari tanah yang digunakan bangunan rumahku digunakan sebagai lahan terbuka. Tigaperempat lahan terbuka tersebut sebagai halaman depan dan samping, sisanya halaman belakang. Setelah delapan tahun menempati kavling tersebut tampak sangat rindang dibandingkan tetangga-tetanggaku. Hingga dapat dijadikan ancer-ancer saat tamu mencari rumahku.

Monday, March 1, 2021

Kebanggaan Berkomunitas

 

Bangga Menjadi Guru IPS


Menjadi guru IPS memang harus menjadi kebanggaan tersendiri. Sesuai pendidikan S1 yang berlatar Geografi, ketika harus mengajar di SMP, maka harus belajar Ekonomi, Sejarah, dan Sosiologi yang dikemas dalam IPS Terpadu. Suatu tantangan bagi guru IPS untuk memotivasi diri selalu belajar sepanjang hayat karena tuntutan profesinalitas. Namun, karena sumber belajar banyak menjadikan kami selalu semangat mencerdaskan anak bangsa. 💪💪💪😃 

Keberagaman Di Sekitar Kita

 

Panel Komik Ke-1


Pada suatu hari Bimo dari Jawa, Ucok dari Batak, dan Buya dari Minang pergi ke rumah Ismail yang keturunan Betawi. Mereka bertujuan belajar kelompok menyelesaikan tugas mata pelajaran IPS. Sesampainya di rumah Ismail, mereka tidak langsung belajar karena harus menghampiri Nyoman yang rumahnya masih satu kompleks dengan Ismail.




Panel Komik Ke-2


Ternyata setelah menjumpai Nyoman mereka main gopak sodor atau galasing di halaman depan rumah. Kita tahu permainan tradisional ini dikenal di kalangan anak Betawi dan Jawa namun berbeda nama. Permainan yang mengandalkan fisik lari dan kerjasama kelompok. Permainan ini hanya bermodal pintar membuat garis persegi di tanah lapang. Dilanjut bermain sepak bola dengan anak-anak kompleks yang telah ada di lapangan kompleks perumahan.






Panel Komik Ke-3


Setelah selesai bermain sepak bola di lapangan kompleks perumahan mereka kembali ke rumah Ismail. Di rumahnya Ismail Ibunya sebentar menemui mereka untuk berkenalan dengan teman sekolahnya Ismail. Selanjutnya berdiskusi mengerjakan tugas IPS.




Panel Komik Ke-4


Dalam suasana diskusi mereka mengingat kegiatan di sekolah yang menggambarkan keberagaman. Mengingat kepada unsur kontak sosial asosiatif seperti kerja bakti, berbagi tugas saat berkemah, karnaval hari Sumpah Pemuda. Dalam diskusi mereka mengungkap kontak sosial disosiatif seperti contoh di TV yaitu tawuran pelajar.

Buku Karyaku

Cover Depan Buku


Buku Pertamaku

Mencoba mengumpulkan puisi balada yang kubuat. Puisi tersebut buah renungan, kenangan, dan pengalaman anak terhadap ibunya. Tiada tara jasa orang tua terutama Ibu. Apapun yang anak perbuat bila mendapat restu Ibu selalu membawa keberkahan dan kesuksesan. Ibunda yang masih hidup menjadi tempat mengadu, meminta, dan memohon supaya Allah memberikan jalan kemudahan. Tiada keramat yang ampuh di dunia selain doa Ibu. Rida beliau adalah rida Illahi.








Cover Belakang Buku



 

Kutipan lagu Rhoma Irama sangat membekas di hati penulis yang sering mendendangkannya. Lagu itu bahkan menginspirasi puisi-puisi dalam buku ini. Kumpulan puisi yang tak hanya nikmat dibaca dan direnungkan, tetapi sarat dengan nasihat yang indah. 












Cover Depan Buku

 
Buku Keduaku

Dalam buku ini bertema pendidikan karakter. Sebagai individu   dalam diri perlu diasah kepekaan pikir, kepekaan hati, dan   kepekaan jiwa terhadap permasalahan. Bila terbentuk kepekaan   diri, akan membangkitkan semangat kepedulian individu terhadap   permasalahan diri dan keluarga, sekolah, pendidikan, dan   lingkungan masyarakat di mana individu tinggal.










Cover Belakang Buku






Dalam kehidupan terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Walaupun dalam lingkungan tinggal yang berbeda, akan mengalami masalah yang punya kemiripan. Kadang relung hati dituntut memiliki kepekaan terhadap pernak-pernik kehidupan. 
















Suiker Wet

Saksi Sejarah

Penghuni Pesisir

Penduduk Pesisir

Paku Bumi

Negeri Rawan Bencana